Keadaan Tigray Semakin Kacau Seperti Neraka, Tentara Blokir Bantuan Kemanusiaan

Tigray - Dirjen That, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Rabu, blokade di wilayah Tigray, Ethiopia yang menghalangi akses pengiriman bantuan makanan dan obat-obatan telah menciptakan "neraka" dan menggambarkan situasi itu sebagai "penghinaan terhadap kemanusiaan".

Perang selama setahun antara pemerintah Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed dan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) telah merenggut nyawa ribuan orang dan membuat lebih dari 2 juta orang mengungsi.

Tedros, yang juga berasal dari Tigray, mengatakan semua upaya WHO untuk mendapatkan akses untuk mengirimkan obat-obatan untuk menyelamatkan para korban konflik ke wilayah itu ditutup.

"Kami telah mendekati kantor perdana menteri; kami telah mendekati kementerian luar negeri; kami telah mendekati semua sektor terkait, tetapi tidak ada izin," kata Tedros kepada wartawan, dikutip dari Al Arabiya, Kamis (13/1).

Dia bahkan membandingkan konflik Ethiopia dengan konflik di Suriah dan Yaman.

"Akses kemanusiaan bahkan dalam konflik adalah hal mendasar. Bahkan di Suriah, kami memiliki akses, selama konflik terburuk di Suriah. Di Yaman, sama, kami punya kases. Kami mengirim obat-obatan. Di sini (di Tigray) tidak ada, blokade penuh," sesalnya.

"Saya berasal dari wilayah itu. Saya dari Tigray, bagian utara Ethiopia. Tapi saya menyampaikan ini tanpa predisposition apapun. Tidak ada di manapun di dunia ini Anda akan melihat sebuah krisis seperti yang ada di wilayah utara Ethiopia, khususnya di Tigray," lanjutnya.

"Kekurangan obat-obatan memiliki dampak langsung dan orang-orang sekarat, tapi kekurangan makananan juga membunuh. Lebih dari itu, serangan drone setiap hari membunuh orang-orang dan orang-orang hidup di bawah ketakutan yang terus menerus.

Dan Anda juga bisa bayangkan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan mental orang-orang."

Sebuah serangan udara menargetkan Tigray pekan lalu dan membunuh sedikitnya 56 warga sipil, termasuk anak-anak, di sebuah kamp pengungsi.

Serangan udara lainnya menewaskan sedikitnya 17 warga sipil pada Selasa, hari yang sama ketika Presiden AS Joe Biden menelpon Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed untuk mengungkapkan kekhawatirannya terkait serangan terhadap warga sipil dan mendesak Abiy mengupayakan resolusi damai untuk mengakhiri konflik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Serangan Drone AS yang Menggagalkan Bom Bunuh Diri ISIS yang Mencoba Gunakan Dari Mobil Untuk Diledakan di Bandara Kabul

Taliban dan Amerika Serikat Mengelar Pembicaraan Pertama di Kota Doga, Qatar

Jumlah Kematian Akibat Covid-19 di Seluruh Dunia Mencapai 5 Juta Dalam Waktu Kurang 2 Tahun