Badan Kesehatan Dunia Mengatakan Varian Omicron Berisiko Sangat Tinggi Untuk Dunia

Jakarta - Omicron, varian baru infection corona yang telah ditemukan di lebih dari 60 negara, membawa risiko global "sangat tinggi, kata Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Sejumlah bukti menunjukkan bahwa varian baru itu mengurangi perlindungan vaksin, namun information klinis tentang tingkat keparahan yang disebabkannya masih terbatas, kata WHO dalam pengarahan teknis yang dirilis pada Minggu.

Ketidakjelasan informasi yang cukup besar menyelimuti varian itu, yang pertama kali terdeteksi bulan lalu di Afrika Selatan dan Hong Kong, dan mutasinya memicu penularan lebih tinggi dan kasus COVID-19 lebih banyak.

"Risiko keseluruhan terkait varian baru yang diwaspadai, Omicron, tetap sangat tinggi untuk sejumlah alasan," kata WHO, seraya menegaskan lagi penilaian pertama mereka pada 29 November.

"Dan kedua, bukti awal menunjukkan adanya potensi pelepasan imun humoral terhadap infeksi dan tingkat penularan tinggi, yang bisa menyebabkan lonjakan berikutnya dengan konsekuensi yang parah," kata WHO merujuk pada kemampuan infection mengurangi imunitas yang diberikan antibodi. Demikian dilansir laman Antara mengutip Reuters, Selasa (14/12).

Badan PBB tersebut mengutip sejumlah bukti awal bahwa jumlah orang yang kembali terinfeksi virus itu telah meningkat di Afsel.

Meski temuan awal dari Afsel menunjukkan bahwa Omicron kemungkinan memiliki tingkat keparahan lebih rendah daripada Delta varian yang kini dominan di dunia dan semua kasus yang dilaporkan di kawasan Eropa bergejala ringan atau tanpa gejala, masih belum jelas sejauh mana Omicron "kurang ganas" ketimbang Delta, kata WHO.

"Lebih banyak information diperlukan untuk memahami tingkat keparahannya," lanjut WHO.

"Bahkan jika keparahannya mungkin lebih rendah daripada varian Delta, tingkat rawat inap diprediksi akan naik sebagai akibat dari penularan yang meningkat.

Lebih banyak orang yang dirawat inap bisa membebani sistem kesehatan dan memicu lebih banyak kematian."

Informasi lebih lengkap diharapkan muncul dalam beberapa pekan mendatang, kata WHO, karena ada jeda waktu antara infeksi dan akibat yang ditimbulkannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Serangan Drone AS yang Menggagalkan Bom Bunuh Diri ISIS yang Mencoba Gunakan Dari Mobil Untuk Diledakan di Bandara Kabul

Taliban dan Amerika Serikat Mengelar Pembicaraan Pertama di Kota Doga, Qatar

Jumlah Kematian Akibat Covid-19 di Seluruh Dunia Mencapai 5 Juta Dalam Waktu Kurang 2 Tahun